Rabu, 31 Oktober 2012

Disadari atau tidak, diterima atau tidak, siap atau tidak, perubahan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian
kita. Kemajuan teknologi dan informasi yang sedemikian cepatnya,
bergesernya tren mode dan selera pasar terhadap produk, persaingan
sumber daya manusia yang semakin ketat menjelang AFTA dan perubahan
dalam segala hal telah mengubah tatanan dan nilai yang ada. Mungkin
kita mengganggap sesuatu tidak baik atau salah 10 tahun yang lalu, dan
sekarang sudah menjadi sesuatu hal yang biasa. Ini menunjukkan wajah
dunia yang selalu berubah. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita
menyikapi suatu perubahan? Menurut informasi yang saya peroleh tenaga
kerja asing sudah mulai merambah dengan gencar dunia kerja di
Indonesia di beberapa sektor industri.

Kalah dipikir, sebenarnya tanpa disadaripun, perubahan itu sendiri
terjadi pada diri kita seperti halnya usia dan kondisi tubuh kita.
Dengan semakin berjalannya waktu, usia akan terus bertambah menyebabkan
kondisi fisik dan kecantikan seseorang akan juga berubah. Kita tidak
dapat menghentikan lajunya perubahan tersebut, yang dapat kita lakukan
adalah bagaimana kita mengelola dan menyiapkan diri sebelum perubahan
itu terjadi.

Seperti halnya dengan perusahaan dan dunia kerja, dengan semakin
banyaknya pesaing masuk ke arena bisnis perusahaan kita, semakin
berkompetisinya tenaga kerja apakah merupakan tantangan, cambuk bagi
kita atau bahkan sebaliknya akan membuat kita terpuruk. Semua ini
terpulang kepada kita sebagai anggota organisasi / perusahaan itu
sendiri.

Ironisnya, banyak rekan-rekan di lingkungan kerja yang saya amati selama
ini 'perubahan' sudah jadi momok yang menakutkan dan harus dihindari.
Takut kehilangan posisi, pamor, merasa tersaingi dengan kedatangan warga
baru di organisasi, pengawasan lebih ketat, merasa lebih complicated,
atasan/pimpinan berkurang kepercayaan, pendapatan menurun, karir lebih
sulit diperoleh dll karena adannya sistem baru. Ketidakmampuan kita
menerima perubahan membuat ketakutan dan keresahan hati timbul
menyelimuti pikiran. Kekhawatiran seperti itu rasanya tidak perlu ada
sepanjang kita dapat menyikapinya dengan positif. Kita perlu percaya
bahwa di dunia kerja manapun dan kapanpun perubahan di dalam organisasi
pasti terjadi dan itu merupakan dinamika dunia kerja dan proses
pembelajaran menuju peningkatan.

Saya jadi teringat pada buku indah mengandung filosofi yang mudah
dicerna yaitu Who Moves My Cheese. Dalam buku tersebut Spencer Johnson
menceritakan fenomena sebuah perubahan melalui ilustrasi yang bagus. Ada
4 tokoh yang diceritakan dalam buku ini, yakni : Sniff dan Scurry kedua
tikus imajiner, Hem (kurcaci) serta Haw (manusia kecil) yang sengaja
diciptakan oleh Spencer Johnson untuk memberikan contoh bagaimana ke
empat tokoh tadi menyikapi suatu perubahan.

Cerita ini dimulai pada saat cheese (keju) yang mereka butuhkan tersedia
dalam jumlah banyak. Cheese disini diilustrasikan sebagai sesuatu yang
menyenangkan (uang, kebahagiaan, atau makanan). Pada suatu saat cheese
yang mereka miliki semakin lama jumlahnya semakin sedikit. Sniff dan
Scurry dengan penciuman dan nalurinya terus bergerak mencari
chesse-cheese yang baru di stasiun-stasiun lainnya (tempat keju berada).
Bagaimana dengan Haw dan Hem, mereka berdiskusi dan marah, mengapa
cheese-cheese mereka berkurang dan hilang.
Mereka menyakini bahwa cheese pergi untuk sementara waktu dan segera
kembali sehingga mereka tetap menunggunya tanpa melakukan apapun
kecuali kecewa dan marah-marah. Perubahan terjadi secara perlahan dan
mereka tidak menyadarinya. Pada akhirnya, mereka lelah dan kehabisan
tenaga, dan tetap tidak menemukan cheese-nya. Sebaliknya, Sniff dan
Scurry mereka terus bergerak untuk mencari stasiun-stasiun baru yang
penuh dengan cheese / keju dan mereka telah menyadari hanya dengan terus
bergerak dan berlari mereka bisa mendapatkan cheese-nya.

Bagaimana dengan Anda, dunia telah bergeser dan berubah, mengapa Anda
tidak juga berubah ? Jika Anda ingin lebih berhasil dalam kehidupan ini,
sudah selayaknya Andapun berubah. Lakukanlah hal-hal yang baru,
kebiasaan-kebiasaan baru yang baik, serta perlakukanlah diri Anda dengan
cara yang baru pula. Asahlah terus kemampuan Anda sehingga Anda
memperoleh kemampuan dan pengalaman yang baru. Kalau Anda sudah puas
dengan apa yang Anda peroleh sekarang dalam kehidupan ini, ini
menandakan Anda tidak ingin berubah. Anda sudah terlena dengan apa yang
telah Anda miliki, padahal dunia setiap saat berubah.

Merasa tidak nyaman dan takut mengambil resiko yang akan terjadi,
merupakan alasan mengapa kita sulit untuk berubah. Perasaan takut
gagal, takut salah, takut ditegur atasan, takut kelemahan diketahui oleh
orang lain, takut diremehkan atau ditertawakan, serta takut-takut
lainnya adalah membuat kita semakin sukar untuk menghadapi perubahan.

Apakah kita ingin seperti orang-orang jenis ini yang sangat pandai
membuat alasan serta pembenaran terhadap tindakannya. Padahal yang
dilakukan hanyalah bersembunyi terhadap perubahan yang sedang terjadi
dan tanpa mereka sadari, dunia lambat laun akan mengubah mereka secara
paksa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar